Sabtu, 27 Maret 2010

THANK YOU…THE ALCHEMIST


Ini bukan mengenai ungkapan rasa terima kasih untuk Sang Alkemi. Tapi ini adalah tentang seminggu yang terlewati bersama drama korea berjudul Thank You dan buku lama berjudul The Alchemist karya Paulo Coelho. Sebenarnya sudah lama pengen nonton Thank You. Tapi baru kemarin dapet DVD-nya. Maklum drama ini sudah keluar dari tahun 2007 lalu.

Thank You dan The Alchemist merupakan drama dan buku yang awalnya direkomendasikan teman. Dua-duanya menyenangkan dan mengenyangkan jiwa. Maksudnya sangat berisi dan bagus untuk ditonton dan dibaca. Masing-masing mempunyai kelebihan dan keunikan tersendiri dalam menyampaikan pesan moralnya. Meskipun drama, tapi top banget. Ga nyesel udah mengorbankan waktu demi 16 episode-nya. Kalau The Alchemist, hanya butuh 2 hari untuk melahap habis 129 halamannya. Tapi agaknya harus dibaca lagi demi pemahaman terhadap isi cerita. Soalnya buku ini agak-agak FILOSOFIS gitu dehhh…agak berat. Dan berdasarkan diskusi dengan kakak kelas di kosan (Hanume-chan) yang notabene merupakan pelahap buku dan tukang browsing, The Alchemist merupakan karya Paulo Coelho yang paling mudah dimengerti. Penasaran???, cekidot…

THANK YOU (Komapsamnida)

Drama ini menceritakan tentang seorang dokter (dr.Min Gi Seo) yang karena sebuah keajaiban (menurut dia) dipertemukan dengan sebuah keluarga di Pulau Biru. Sebuah keluarga yang terdiri dari seorang single mother (Young Shin), seorang kakek yang memiliki penyakit alzaimer (pikun parah), dan seorang anak bernama Lee Bom (Boma) yang terinveksi HIV.

Cerita bermula dari permohonan Ji Min, pacar dr.Min Gi Seo yang meninggal akibat penyakit kanker pancreas. Ji Min menginginkan dr. Min untuk pergi ke Pulau Biru untuk menemukan sebuah keluarga yang anaknya terinveksi HIV. Anak kecil itu (Boma) terinveksi akibat kesalahan yang dilakukan oleh Ji Min yang juga seorang dokter. Gara-gara terlalu panik dan tidak melakukan pemeriksaan dengan benar, Boma terinveksi virus HIV dari darah yang didonorkan kepadanya. Sebelum Ji Min meninggal, dia berpesan pada dr. Min untuk memberikan sebuah boneka Teddy Bear pada Boma dan menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga tersebut.

Saat berada di Pulau Biru dan tidak sengaja menginap di rumah keluarga Boma, dr. Min mempelajari banyak hal. Jalan yang dia lewati begitu panjang sampai akhirnya mengantarkan dia pada sebuah cinta dan kelembutan yang sebelumnya tidak pernah dia miliki. dr. Min adalah sosok arogan yang kasar dan angkuh. Tapi karena melihat ketulusan dan kelembutan hati Young Shin (Ibu Boma), Boma, dan ketulusan kakek yang notabene pikun parah, telah menyentuh hatinya. dr. Min berubah menjadi sosok yang peduli dan penyayang, terutama kepada Boma.

dr. Min sendiri juga banyak mengajarkan kepada Young Shin untuk menatap kehidupan dengan lebih berani. Jangan hanya karena Boma lahir tanpa seorang ayah, karena Boma terinveksi HIV, dan karena kakek yang banyak menyusahkan orang, Young Shin menjadi wanita lemah yang selalu berjalan menunduk dan merasa pantas mengucapkan maaf pada semua orang. dr. Min mengajarkan bahwa tidak ada yang salah dengan Boma yang memiliki HIV. Boma hanya berbeda. Seperti seseorang yang mata kirinya lebih kecil dari mata kanan, seperti seseorang yang sangat tinggi, dan seperti seseorang yang ibu jarinya lebih panjang dari jari tengah. Bukan hal yang patut dimintakan maaf…itu hanya berbeda. Min Gi Seo juga selalu melindungi keluarga Young Shin dari warga yang ingin mengusir Young Shin dari desa gara-gara mengetahui Boma mengidap HIV.

Overall…drama ini sangat menyentuh. Tapi tidak akan menguras energi penonton dengan air mata yang bakalan keluar, karena drama ini diimbangi dengan lelucon-lelucon khas drama Korea. Drama ini kuat di skenario, dialog, dan kekuatan karakter tokoh-tokohnya. Tentu menontonnya sendiri akan lebih menyenangkan. Drama ini bener-bener saya rekomendasikan untuk anda pecinta drama Korea ^^v.

THE ALCHEMIST

Two thumbs up for this book. Menceritakan tentang perjalanan seorang anak bernama Santiago dari Andalusia (Spanyol), dari seorang gembala sampai menjadi seorang alchemist. Sebuah buku filosofis karya Paulo Coelho.

Santiago adalah seorang remaja yang sedari kecil memiliki impian untuk berkelana dan mengembara ke berbagai tempat baru. Mempelajari hal-hal baru dan mendapatkan teman-teman baru. Dan menurut ayahnya, hanya orang-orang kaya yang bisa melancong bepergian ke tanah-tanah baru. Jika tidak memiliki uang, kau hanya bisa menjadi seorang gembala untuk bisa berkelana. Dan Santiago berkata : “Kalau begitu aku mau jadi Gembala!”

Akhirnya Santiago menjadi seorang gembala dengan 60 ekor domba. Dia banyak membaca hal-hal dari alam. Mempelajari perilaku domba, mempelajari bagaimana bertahan dari ganasnya alam, mempelajari menghadapi bahaya, dan banyak hal dari pengembaraannya. Kelebihannya adalah kemampuan membaca alam dan mengamatinya. Sampai akhirnya dia mendapatkan mimpi berulang tentang harta karun yang menantinya di bawah Piramida nun jauh di Mesir. Mimpi itu selalu megusik ketenangannya sampai akhirnya membawa sebuah keyakinan bahwa mimpi merupakan suatu pertanda. Yakin pada impian dan tujuannya sebagai pengelana, Santiago berangkat menuju Afrika untuk mencari Piramida. Pengalaman dirampok di kota pelabuhan, bekerja di toko Kristal, pertemuan dengan Seorang Inggris dalam sebuah karavan menuju Mesir, pertemuannya dengan gadis gurun bernama Fatima, pertemuannya dengan The Alchemist (yang hidup di oasis Al-Fayoum, berumur lebih dari dua ratus tahun), perang antar suku, sampai piramida di Mesir. Sepanjang perjalanan itu dia mempelajari banyak hal. Tentang kekuatan dan keyakinan pada impian, bahasa universal, pentingnya keluar dari zona aman, cinta, dan keberanian akhirnya mengantarkannya menjadi seorang alkemi.

Alkemi sendiri dalam buku ini dinyatakan sebagai orang-orang yang hidup abadi, paham berbagai agama besar di dunia, memiliki obat hidup dan batu filsuf. Obat hidup ini membuatnya abadi dan batu filsuf mampu mengubah segala benda menjadi emas. Alkemi adalah seorang bijak yang mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit dan mampu membaca pertanda. Banyak istilah-istilah filosofis seperti Bahasa universal, jiwa buana, legenda pribadi, pertanda, batu filsuf, obat hidup, karya agung, yang tidak bisa diartikan secara pasti. Masing-masing pembaca tentu akan memiliki penafsiran masing-masing tentang istilah-istilah ini. Karena ini buku filosofis, maka menurut pemahaman saya, semua benda dalam cerita ini adalah suatu symbol dari hal-hal yang nyata dalam kehidupan yang nyata. Jadi tidak bisa ditelan mentah-mentah begitu saja.

Yang paling manarik adalah tentang harta karun yang menjadi tujuan Santiago. Dalam mimpinya harta karun ini ada di Piramida. Akan tetapi saat tiba di Piramida dan menggali menurut petunjuk mimpinya, Santiago tidak menemukan apapun. Dia malah dirampok oleh gerombolan pengungsi perang suku yang kelaparan. Dia dihajar babak belur dan hampir pingsan. Dalam keadaan seperti itu, Santiago berkata “aku sedang mencari harta karun di dasar piramida”. Salah satu perampok berkata padanya sebelum pergi : “Kamu tidak Akan mati. Kamu akan hidup dan kamu akan belajar bahwa seorang lelaki tidak boleh bodoh. Dua tahun lalu tepat di sini, aku juga mendapat mimpi yang berulang. Aku bermimpi bahwa aku harus berkelana ke ladang-ladang di Spanyol dan mencari sebuah gereja yang rusak tempat para gembala dan domba-domba tidur. Dalam mimpiku ada pohon sikamor tumbuh di reruntuhan sakristi dan aku diberitahu bahwa jika aku menggali akar sikamor itu aku akan menemukan harta terpendam. Tapi aku tidak begitu bodoh sampai mau menyeberangi gurun yang luas hanya untuk mimpi yang datang berulang”. Dan tahulah Santiago di mana harta terpendam itu. Nun jauh di reruntuhan gereja tempat dia biasa tidur bersama domba-dombanya dulu.

Ini merupakan pengejawantahan dari dua orang yang memilih untuk tetap berada pada zona aman dan seorang lagi yang memilih menembus batasan-batasan untuk meraih impiannya. Dan Santiago mendapatkan impiannya. Berkelana (seperti cita-cita awalnya) dan harta karun sebagai buah manis yang bisa dipetik karena telah menaklukkan keinginan untuk tetap berada dalam zona aman. Pesannya : jadi siapakah yang bodoh?, perampok yang tetap terkungkung oleh zona amannya atau Santiago yang telah mendapatkan apa yang dia inginkan?.

Selain cerita yang menarik, banyak pula quote-quote indah yang terdapat dalam buku ini. Antara lain:

1. Hanya ada satu hal yang membuat mimpi tak mungkin diraih : perasaan takut gagal.

2. Saat kau menginginkan sesuatu, segenap alam semesta bersatu untuk membantumu meraihnya.

3. Jika kita memahami bahasa universal, kita akan mengerti bahwa seseorang di dunia menanti kita, entah di tengah gurun atau di kota besar. Jika kita memahami bahasa universal, kita akan mengerti bahwa cinta tidak memerlukan penjelasan.

Tentu membaca sendiri akan lebih menyenangkan dan lebih mendapatkan pemahaman versi diri sendiri. Direkomendasikan untuk jadi pelengkap koleksi buku-buku kita. Setelah browsing, buku ini ada di gramedia seharga Rp 30.000, dan setelah browsing juga…hehehe…saya mendapatkan e-book The Alchemist. Gratis!!!.

2 komentar:

Fanda Classiclit mengatakan...

Hehehe...akhirnya dapet jg versi e-book gratisnya ya? Memang rugi kalo gak baca the Alkhemist. Itu karya Paulo Coelho yg paling sip!

numee chwan mengatakan...

hehe..namaku muncul..jd ga enak kl ntar tb2 jd tkenal sis :o
btw quote yg paling suka: "katakan pd hatimu bahwa rasa takut menderita itu lbh mnyakitkan dr pnderitaan itu sendiri. Dan tidak ada hati yg mnderita saat dia berusaha utk meraih mimpinya"
agak2 lupa tp kurang lbh begitulah :o

nb: agak iri dg Fatima si gadis gurun..bharap aku mnemukan "my own santiago" :p amin ya Allah (muka serius)

hehehe