Sabtu, 29 Agustus 2009


Pagi itu 12 Juli 2009 sekitar jam 04.30 aku menginjakkan kaki pertama kali di bumi Pulau Sumatera, tepatnya di Provinsi Lampung, Stasiun Tanjung Karang. Sebuah awal perjalanan dimulai. Jam 07.30 kami (aku dan dini) sampai di lokasi Praktek Lapang (PL) di PTPN VII Unit Usaha Bekri. Sinar matahari menyambut dengan sangarnya. Pagi hari yang berdebu!!!. Di sinilah tempat kami sampai 40 hari ke depan. Hahhhhhh…..panas dan berdebu.

Bekri adalah sebuah kota kecamatan yang tidak terlalu ramai. Tapi jika dibandingkan dengan perkebunan yang lain di Sumatera, Bekri termasuk dalam lokasi perkebunan yang ramai dan mudah dijangkau. Kau tidak akan menemui angkot yang berjubel seperti di Bogor. Hanya ada TIGA unit angkot yang beroperasi disini. Angkot warna kuning inilah satu-satunya transportasi yang bisa digunakan jika ingin pergi keluar Bekri menuju Metro atau Wates. Angkot tidak akan menunggumu, tapi kaulah yang harus menunggu angkot, demikian juga Kereta Api. Di Bekri kerea api tidak terjadwal dengan pasti. Agar tidak ketinggalan angkot, kamu harus punya no.Hp sopir angkotnya sehingga saat pulang dari tempat tujuan nanti kamu bisa ikut angkot itu lagi balik ke Bekri. Caranya ketik REG(spasi)NAMA ANGKOT(spasi)JAM BERANGKAT kirim ke no.Hp Pak Sopir. Hahaha…serius tauk!!!. Ini tidak akan kau temui selain di Lampung Tengah.

Angkutan alternatif yang bisa membawamu keluar Bekri adalah TRUK. Hahaha…menggunakan azaz NEBENG yang kaya manfaat. Hehehe…tak perlu malu melambaikan tangan untuk nebeng truk FUSO yang super gede atau truk tangki minyak sawit. Selain gratis, truk tangki biasanya mau memberikan tebengan sampai Bandar Lampung, karena truk tangki bakalan ngelewatin Bandar Lampung. Gak perlu malu…Yang penting GRATISSSSS.

Kau juga harus tau kawan, di sini gak ada warnet. Yang ada hanya kebun sawit dan orang jawa. Di Bekri dan sekitarnya masih banyak kesenian KUDA LUMPING. Di setiap event, misalnya nikahan bahkan perayaan tujuh belasan biasanya warga meramaikannya dengan kuda lumping. Latar Tancap juga masih ada, sayangnya kita belum diberi kesempatan untuk nonton layar tancap. Jadi masih penasaran banget kira-kira Film apa yang diputer di layar tancap. Ketika Cinta Bertasbih-kah?, Transformer-kah?, atau film-film horror jadul angkatan Suzanna?.

Saat di Lampung, Alhamdulillah aku diberi kesempatan untuk melancong ke Pantai Mutun, liat Gajah di Way Kambas, Kampus UNILA, UM Metro dan TEKNOKRAT, melihat Museum Lampung, Sentra Industri Keripik Bandar Lampung, Batanghari, dan liat Kuda Lumping hehehe…

Pantai Mutun sebenarnya adalah sebuah teluk. Ini pertama kalinya aku pergi ke sebuah pantai yang tanpa ombak. Hehehe…pantai tanpa ombak, begitu tenang permukaan airnya. Tapi cukup menyenangkan karena kita bisa nyebur sepuasnya di laut, main kano, main ban, dan naik kapal mengelilingi pulau yang ada di tengah-tengah teluk. serasa berada di Dolphin Bay…hahaha…L.E.B.A.Y !!!

Seperti yang kau tau kawan, Way Kambas adalah suaka alam untuk gajah. Hmmmm…banyak gajah di sini. Kita bisa naik gajah, foto bersama gajah, melihat atraksi gajah, berkeliling hutan dengan gajah, everything about elephant!!!. Gajah-gajah yang sudah dilatih dan jinak ternyata juga memiliki nama. Dan kebetulan sekali gajah yang kita ajak foto bernama Randi, hehehe…nama salah satu temen kuliah niyyy…ada juga yang bernama Dicky. Hmmmm…keren-keren namanya. Sebenarnya udah dari SD dulu aku pengen suatu hari nanti bisa ke Way Kambas. Alhamdulillah akhirnya kesampaian. Ini gara-gara dulu sering baca buku Petualangan Fajar dan Kemuning. Salah satu serinya ada yang settingnya di Pulau Sumatera dan ending perjalanan mereka adalah Way Kambas untuk menyelamatkan Gajah-gajah Sumatera yang terancam bahaya. Judul seri buku ini kalau tidak salah adalah Misteri Patung si Gale-Gale. Semoga suatu hari nanti bisa melihat patung ini. Aminn…

Saat mengunjungi dan beli oleh-oleh di sentra industry keripik Bandar Lampung, kita menyempatkan foto-foto di gerbang kota Bandar Lampung. Hehehe…di Patung Raden Intan yang terletak di tengah-tengah jalan utama tiga jalur!!!. Sempet diketawain supir angkot dan dipandangi polisi-polisi dengan tatapan yang kurang lebih artinya “Anak-anak stress yang gak pernah foto!!!”. Hahaha…bodo amat yang penting foto!!!kapan lagi ke lampung cuy??!!. Mumpung belum balik ke Bogor. Di sentra industry, kami disuguhi keripik pisang aneka rasa. Mulai dari rasa coklat, keju, mocca, sampai strawberry. Hmmm…tapi kan lagi puasa cuy, jadinya gak bisa nyobain.

UNILA, UM Metro, dan Perguruan Tinggi TEKNOKRAT addalah kampus-kampus yang kami singgahi. Halahhh…hehehe, di UNILA kami sempet massuk perpustakaan. Cari-cari literature tapi ga ketemu. Akhirnya Cuma baca-baca dikit sambil ngemil coklat. Di UM Metro kami Cuma numpang ngenet, karena kampus ini hot spot-nya autodetect jadi gak pake password. Kita bisa ngenet gratisss sepuasnya. Sampai ngantuk baru kita balik dahh akhirnya. Sedangkan di TEKNOKRAT kita Cuma foto-foto doank. Abis foto-foto kita jalan ke Bambu Kuning dan Simpur (kalo di Bogor, semacam BTM atau PGB lahh..).

Yang gak kalah seru selanjutnya adalah Kuda Lumping. Permainan mistis dari Jawa. Semua penari dan lakon dalam kesenian ini Kesurupan. Mereka menari-nari tanpa sadar, mencambuk kuda yang terbuat dari anyaman bambu. Tapi toh akhirnya bukan kuda-nya yang dicambuk, tapi badan para pemain itu sendiri yang dicambuk. Hiiiii…agak serem sihh, tapi seru liat kesenian ini. Bahkan di kota kelahiranku yang notabene berada di Pulau Jawa, kesenian ini sudah hilang. Selain menari-nari, pemain yang sudah kesurupan akan mempertontonkan adegan berbahaya, yang seandainya muncul di TV bakal diberikan warning “Don’t try this at home!!!”, seperti makan beling, ngupas dan mecahin kelapa pake kepala (jangan kebalik ya…ntar jadi mecahin kepala pake kelapa, hehehe…), makan nasi tapi lauk-nya kembang kuburan…hmmm…pokoknya aneh!!!. Aneh tapi seru. Jangan sampai kesenian kita ini juga di-klaim oleh Malaysia !!!.

-By : Siska-

siska.widiutami@gmail.com