Jumat, 23 Oktober 2009

Tentang Seseorang, Sesuatu dan Pengaruhnya…

Ngomongin seseorang (atau beberapa orang) yang mempengaruhi kita, maka sosok yang terlintas mungkin adalah ayah, ibu, sahabat, idola, atau pacar (bagi yang pacaran). Orang yang benar-benar memberikan pengaruh bahkan sedikit banyak telah ikut membentuk karakter kita, salah satunya adalah teman. Bahkan ada yang bilang, “kalau ingin mengetahui karakter seseorang, seperti apa dia, maka lihat saja teman-teman dekatnya…dengan siapa dia bergaul dan lingkungannya”. Bagi kita yang sekarang sedang jauh dari keluarga, para mahasiswa rantau, maka yang paling sering kontak dengan kita adalah teman.

Tentang seseorang…seorang teman yang istimewa di mata kita itu seperti apa???, dia mungkin adalah cerminan kita, sosok yang seharusnya ada dalam diri kita –tapi nyatanya tidak ada- dan kita temukan dalam diri teman itu. Mungkin teori itulah yang mampu menjelaskan chemistry yang terbentuk dari dua atau tiga, bahkan lima orang bisa menjadi sahabat karib. Atau pernah kita menemukan ‘sesuatu’ yang ada dalam diri seseorang dan ‘sesuatu’ itu pula yang membuat kita tertarik bahkan terpengaruh. Sesuatu itu mungkin semacam keberanian, semangat, prestasi, impian, pola pikir, kebiasaan, kecerdasan, sikap, atau yang lainnya. ‘Sesuatu’ yang tidak bisa kita temukan pada sosok lain, dan menjadikan seseorang itu menjadi lebih di mata kita. Dan awas…’sesuatu’ yang berasal dari lawan jenis merupakan awal dari ‘rasa yang tidak biasa’ bisa timbul –semacam virus- yang menyerang dan melumpuhkan seluruh syaraf dan kemampuan kita untuk berpikir secara rasional. Dalam kasus ini, ‘sesuatu’ itu tidak hanya akan mempengaruhi, bahkan bisa mengendalikan kita.

Kembali lagi kepada seseorang yang memberi pengaruh pada diri kita. Pengaruh itu bisa berupa pengaruh positif atau pengaruh negatif. Sebenarnya semua itu tergantung pada bagaimana kita menyikapi pengaruh-pengaruh tersebut. Bagaimana kecanggihan pola pikir kita saja untuk memilih dan memilah mana pengaruh yang sebaiknya kita ambil dan mana yang seharusnya kita tinggalkan.

Semisal ‘virus’ yang sudah disinggung di atas, sebagian orang berpendapat bahwa ‘virus’ tersebut harus segera di-delete atau di-abort sesegera mungkin. Tapi melakukan hal itu tidak semudah saat kita harus membalikkan telapak tangan. Lalu kenapa tidak kita manfaatkan saja untuk mengambil positifnya. Sesuai teori yang dikemukakan di atas, bahwa kita menemukan ‘sesuatu’ yang tidak biasa dan kemudian menyukainya. Kenapa tidak kita saring ‘sesuatu’ itu lalu kita berusaha memilikinya. Ambillah contoh ‘sesuatu’ itu adalah prestasi misalnya. Buatlah kondisi dimana diri kita juga harus memiliki prestasi dan berusaha focus dalam usaha pencapaiannya. Tapi kedengarannya ini juga tidak semudah membalikkan telapak tangan, terus apa bedanya???. Hehehe…bedanya kita menyalurkan energy kita dengan benar. Kita tidak akan menghabiskan energy untuk menangis merasakan sakit karena harus mencabut ‘virus’ yang sudah berakar dan mendarah daging di jaringan tubuh kita. Energy kita justru kita gunakan untuk focus dalam pencapaian tujuan kita. Ini merupakan strategi men-delete virus tanpa merasa men-delete-nya ( Pseudodelete, hehehe…). Apabila kita bisa focus mengerjakan sesuatu, focus dalam keinginan untuk mencapai sesuatau, maka secara otomatis kita akan mengesampingkan sedikit demi sedikit ‘virus’ tersebut. Setuju ???

Note : “Membaca kembali tulisan ini dari awal sampai akhir membuat penulis merasa telah menjadi seorang Virus Expert, padahal sebenarnya tidak juga. Tulisan ini adalah wujud memotivasi diri sendiri untuk ‘menyalurkan energy’ secara benar. Hehehe…jika bisa memberikan pengaruh positif bagii yang lain, tentu itu merupakan nilai plus yang sangat menyenangkan”.

“Tetap berusaha menjadi Hamba Yang Terus Berusaha Lebih Baik lageee!!!”.

Tidak ada komentar: