Rabu, 17 Februari 2010

JAPAN EDUCATION FAIR (JEF) 2010


First : “Perasaan TIN 43 kemaren pada HEBOH daftar acara ini dehhh…tapi pas hari H-nya kok Cuma 2 orang yang dateng????”

Second : “Karena itu…saya yang kebetulan mendapatkan kesempatan untuk menghadiri acara ASYIK ini akan sedikit SHARE ke temen-temen yang tiba-tiba ga bisa menghadiri JEF”

Third : “Check it out…”

Jadi acara JEF merupakan pameran pendidikan yang diselenggarakan oleh Pandan College (Sekolah Bahasa Jepang) yang berbasis di kota Bali dan didukung oleh Kedutaan Besar Jepang. Acara ini diselenggarakan di dua kota yaitu Surabaya dan Jakarta. Rangkaian acaranya adalah seminar pendidikan Jepang (pembicaranya Mr. Ken Noguchi, atase Pendidikan Kedutaan Besar Jepang di Indonesia), Pameran pendidikan Jepang (dihadiri oleh Lembaga-lembaga pendidikan yang langsung didatangkan dari Jepang), dan Budaya Jepang (Costum Playing (Cosplay) dan demo pembuatan Shodou).

Acara SEMINAR PENDIDIKAN secara umum merupakan penjelasan dari Kedutaan Besar Jepang, bahwa Jepang berniat untuk menambah jumlah pelajar asing yang belajar di Negara sakura tersebut. Saaat ini, hanya ada sekitar seratus ribuan pelajar asing yang menuntut ilmu di Jepang. Karenanya, Pemerintah Jepang akan mengeluarkan semacam kebijakan-kebijakan tertentu untuk mempermudah calon mahasiswa yang berniat belajar di sana. Hal ini karena pemerintah Jepang menargetkan di tahun 2020, jumlah pelajar asing akan meningkat sampai tiga ratusan ribu pelajar. Salah satu kebijakannya antara lain calon pelajar bisa mengikuti test (EJU), semacam test untuk bisa lolos sebelum melanjutkan belajar di Jepang, di Negara masing-masing. Jadi tidak perlu datang ke Jepang untuk mengikuti EJU. Sekedar info, soal-soal di EJU 100% menggunakan bahasa Jepang. Jadi, bagi yang berniat untuk melanjutkan studi di Jepang, paling tidak harus bisa atau paham bahasa Jepang (contoh-contoh soal bisa dilihat di web-nya JASSO). Tantangan yang menarik bukan?. Selain kebijakan tentang test, kedutaan Jepang juga menyediakan banyak informasi untuk para pelajar yang ingin melanjutkan belajar di Jepang.

Yang paling seru dalam seminar ini adalah Mr. Ken Noguchi mempresentasikan materi seminar dalam BAHASA JEPANG. Beliau bisa mengerti ucapan dalam bahasa Indonesia, tetapi kurang begitu lancar dalam berbicara dengan bahasa Indonesia. dalam seminar juga diperkenalkan wakil-wakil atau pemilik lembaga pendidikan yang mengisi acara JEF. Mereka 100% Nihon-jin (bangsa Jepang asli), jadi seru banget rasanya bisa mendengarkan penutur asli bahasa Jepang secara langsung, serta benar-benar menyimak sekaligus menerka-nerka artinnya. Jadi inget salah satu dari mereka berkata:

“Jakaruta wa atsui desu ne!!”

“Jakarta panas ya!!”

Pas denger kalimat itu, wuiiihhh…rasanya seneng banget. Karena itulah salah satu kalimat yang bisa kumengerti semua kata-katanya. Hehehe…selebihnya hanya satu-dua kata dalam satu kalimat yang bisa dimengerti artinya.

Acara PAMERAN PENDIDIKAN menyediakan informasi tentang sekolah-sekolah bermutu yang ada di Jepang. Lembaga-lembaga dan orang yang mengisi langsung didatangkan dari Jepang. Lembaga-lembaga tersebut adalah: Evergreen Language School, Okayama Institute of Language, Yono Gakuin Japanese Language School, UNITAS Japanese Language School, Kansai University, Edo Culture Center Japanese Language School, Saitama International School, Meros Language School, College of Business and Communication, dan Takushoku University.

Acara BUDAYA JEPANG diisi dengan demo pembuatan shodou dan cosplay. Shodou merupakan seni kaligrafi Jepang. Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan seni ini adalah kuas (fude), tinta china (sumi), batu tinta cina (suzuri), kertas jepang (washi), penindih kertas (bunchin), dan alas (shitajiki). Dalam pembuatan kaligrafi tidak boleh sembarangan. Ada aturan mainnya sehingga didapatkan bentuk huruf yang indah dan bernilai seni di setiap goresannya. Pembuat kaligrafi (kita sebut ‘sensei’) sebisa mungkin harus menegakkan punggung, memegang kuas di sekitar tengah kuas, dan menggoreskan huruf-huruf dengan posisi kuas berdiri. Sensei-nya juga duduk dalam posisi khas Jepang, duduk di atas bantal dengan kaki dilipat rapi. Sensei tidak berpindah kemana-mana lohh dalam melayani pembuatan shodou (bayangkan…apa ga kesemutan tuh kaki?!). Para peserta yang hadir dalam acara seminar mendapatkan shodou gratis. Nickname kita ditulis dalam versi Jepang dengan menggunakan huruf katakana. Kalau mau ditulis dalam huruf kanji, harus membayar 200 ribu lagi, alias gak gratis. Berhubung namaku SISKA, versi Jepangnya jadi SHISUKA/SHIZUKA. Selain shodou, ada acara cosplay juga. Pertunjukan kostum tokoh-tokoh anime Jepang gitu dehhh...seru dan lucu-lucu. Ada tokoh yang pakai kimono, ada yang pakai baju macam naruto, onepiece, dll.


Fourth : “Info niy…”

1. Ada homestay dan belajar bahasa Jepang Tour (2-9 Juli 2010), diselenggarakan oleh Pandan College.

Biaya all ini 345.000 Yen (sekitar Rp 35.000.000), selama tour akan mengunjungi tempat-tempat menarik di Jepang, belajar bahasa jepang, menginap di rumah orang Jepang dan di Hotel. Info lebih lengkap di http://japanindonesia.net .

2. Biaya hidup di Jepang tergolong mahal. Untuk pelajar yang berniat melanjutkan studi di sana (bukan beasiswa), minimal harus menyediakan Rp 25 juta/bulan untuk biaya hidup dan pendidikan. Wowww…

3. Para pelajar asing diperbolehkan bekerja part-time selama 28 jam/minggu, jadi per hari rata-rata 4 jam kerja. lumayan lohh…gajinya bisa untuk menambah uang saku. Banyak pelajar asing yang bekerja part-time sambil kuliah.

Tidak ada komentar: