Jumat, 22 Mei 2009

Mengarungi Dini Hari Kota Bogor

“Pengalaman…mengarungi dini hari Kota Bogor…”

PENGALAMAN

Sebuah GURU yang lebih PINTAR, sebuah perenungan yang lebih MENGENA, sebuah kekayaan yang tak TERNILAI.

Pada tanggal 17 Mei 2009, Aku mengawali hari agak lebih awal. Jam 02.00 dini hari sudah membuka mata dan bersiap menuju Baranangsiang, Bogor. Yup…nganterin teman yang mau mudik ke Riau. Pesawatnya berangkat jam 06.00 pagi, jadi mau ga mau kita harus berangkat jam segitu dari Darmaga.

Hati terkesiap saat mengetahui bahwa denyut kehidupan sudah berdetak di dini hari sedingin itu. Di saat kita terkadang masih terbuai dan terayun-ayun dalam alam mimpi, di saat kita masih enggan untuk membuka mata sekedar untuk ‘absen’ pada Sang Kuasa dengan sebuah sholat Tahajud, di tempat lain yang masih sama-sama dinaungi langit Bogor, para pedagang sayur dan daging di pasar sudah bergumul malawan ganasnya udara malam. Para pedagang itu sudah keluar dari rumahnya, meninggalkan peraduannya, demi keluarganya harus mengawali harinya lebih awal dari kebanyakan makhluk di sekitarnya. Inilah potret dari salah satu perspektif kahidupan malam Kota Bogor. Jika melihat dari perspektif lain, selama perjalanan juga kutemui para pemuda yang entah apa yang mereka lakukan tengah berkumpul, menghisap asap rokok di trotoar jalan. Ronda atau sekedar kurang kerjaan??. Dari sudut lain juga bisa dilihat ‘Remang’ kehidupan malam. Percaya atau tidak dalam perjalanan ini aku juga melihat para waria di jalanan plus satu angkot dengan dua ekor ‘kupu-kupu malam’. Dari mana ku tahu mereka kupu-kupu malam?, maaf…semoga bukan su’udzon. Tapi dari obrolan dan dandanan mereka (bayangkan, malam-malam tapi rapi jali, wangi, pakaian sexi dan dandan menor) sangat jelas sekali kalau mereka adalah bagian dari spesies kupu-kupu tersebut.

“Ohh..jadi Lu juga abis maen tadi?”

“Ntar dah gua kasih Lu pemaen dari Gunung Batu, orangnya okeh itu-nya juga!!!”

Semoga aku salah. Hehehe…entah mereka abiz maen apa, yang jelas bukan abiz maen bola voli, tapi merinding juga saat melihat secara langsung kehidupan dan dunia seperti itu.

Pengalaman di dini hari ini membuatku mengerti bahwa kita bisa melihat suatu kehidupan dan para aktornya dalam sebuah diagram lingkaran. Sebuah diagram yang terbagi menjadi beberapa bagian dalam persen-persen tertentu. Dari satu sudut perspektif ke sudut perspektif yang lain. Dalam diagram lingkaran itu dapat dilihat bahwa sebagian besar orang-orang masih terbuai dalam mimpinya, sebagian lagi sudah bergumul dengan pekerjaan sehari-hari, sebagian lagi dengan tulus ikhlas ‘merusak’ tubuh mereka sendiri dengan rokok dan hawa ganas dini hari, sebagian lagi sedang ronda, sebagian lagi ‘maen’, dan sebagian lainnya juga pasti ada yang tengah bersujud menangis di atas sajadah…mengharap ampunan dari Pencipta-Nya.

Ilustrasi (hanya ilustrasi, bukan di dasarkan data yang Valid) :


Pertanyaannya

“Termasuk dalam bagian manakah kita???”

Tidak ada komentar: