Jumat, 18 Desember 2009

Jatah Umur Berkurang Lagi

Thanks for all...terima kasih untuk semua doa-doanya. Ulang Tahun adalah sebuah teguran dari ALLAH bahwa jatah umur kita semakin berkurang. Waktu tinggal kita di dunia semakin pendek. Istilahnya dalam 'dunia limbah' Retention Time kita semakin berkurang. Hehehe...

My Wish : "Semoga di umur yang bertambah tua ini, aku bisa menjadi lebih baik lagi, banyak memberi manfaat bagi orang-orang...lebih banyak berbuat...belajar ikhlas..."

Senin, 14 Desember 2009

THIS IS MY DECEMBER

This is my December
This is my time of the year
This is my December
This is all so clear
This is my December
This is my snow covered home
This is my December
This is me NOT alone

And I
Just wish that
I didn't feel
Like there was
Something I missed

Senin, 07 Desember 2009

Minggu, 06 Desember 2009

Special : My December for my father


“Teringat masa kecilku…kau peluk dan kau manja…

Indahnya saat itu buatku melambung…

Disisimu terngiang hangat nafas segar harum tubuhmu…

Kau tuturkan sgala mimpi-mimpi serta harapanmu

Kau ingin ku menjadi yang terbaik bagimu

Patuhi perintahmu, jauhkan godaan, yang mungkin ku lakukan dalam waktuku beranjak dewasa

Jangan sampai ku rapuh, terbelenggu jatuh dan terinjak

Tuhan tolonglah sampaikan sejuta sayangku untuknya

Ku terus berjanji tak kan khianati pintanya

Ayah dengarlah betapa sesungguhnya ku mencintaimu

Kan ku buktikan ku mampu penuhi maumu…”

(Ada Band feat Gita Gutawa)

Terinspirasi dari email yang ku baca di milist. Email pertama yang membuatku secara spontan mengeluarkan air mata. Tentang Ayah/Papa/Abah/Bapak.

Pada bulan kesayanganku ini (cieeee…), lagu itu khusus buat ayahku. Jadi inget duluuuu…pas masih kecil banget, ayah yang menemani tidur. Meninabobokan dengan dongeng-dongengnya. Panji Laras dan Ayam Jago, Mbok Rondo Dadapan, Yuyu Kangkang dan Klenting-Klenting. Hanya tiga judul itu, selalu tiga judul itu. Tapi aku tidak pernah bosan, bahkan menantikan. Sampai hafal betul plot ceritanya. Yang paling sering didongengkan adalah Panji Laras dan Ayam Jago. Dan memang ini favoritku.

Bagaimana dulu aku pura-pura ketiduran di depan TV biar digendong ayah ke kamar. Walaupun ayah tau (pasti tau) bahwa aku Cuma pura-pura, tapi ayah tetap menggendongku dan memindahkan ke kamarku. Ayah tidak pernah mematikan lampu kamarku, karena ayah tau betul aku tidak bias tidur nyenyak jika mati lampu. Hmmm…ayah!!!.

Selasa, 01 Desember 2009

JEANS DAN IKHWAN

Dari dulu sampai sekarang, sering bener dengar percakapan yang menghubungkan antara jeans dan ikhwan. Kalau ikhwan ga bakalan mau pakai jeans. Kalau pakai celana jeans, berarti dia bukan ikhwan. Gak di kampus, gak di kosan, gak jarang topic ini jadi bahan pembicaraan yang ujung-ujungnya bisa panjang. Dan saya pernah di-bingung-kan oleh pertanyaan yang pernah dilayangkan dengan indahnya kepada saya tentang topic ini. Hehehe…


“Bener ga sih kalo ikhwan itu ga boleh pake jeans?”

“Kalo boleh, kenapa ga ada ikhwan yang pake jeans?”

“Padahal ni ya…daripada pakai celana bahan, cowok tuh lebih keren kalo pakai jeans!!!”*

*Salah-tiga cuplikan komentar dari obrolan teman-teman.

Hehehe…bingung ngejawabnya. Dulu juga pernah sih bahas ini dengan seorang teman yang kebetulan ikhwan (ikhwan apa cowok???sama aja ^_^, tapi terlanjur di IPB ini sudah tersegmentasi menjadi 4 jenis manusia : ikhwan, cowok, akhawat, dan cewek, gak usah diributin kan?). dan jawaban si-akhi cukup memuaskan dan masuk akal.

“siapa yang bilang gak boleh pake jeans?, boleh aja kok…asal ga ketat dan ga bolong memperlihatkan aurat!, yang ga boleh itu pakai pakaian yang kena najis.”

Daripada penasaran, akhirnya iseng searching di internet. Cukup menyenangkan, karena di internet-pun (terutama di blog-blog) banyak yang udah ngebahas dan ngobrolin hal ini. Ada yang pro ada yang kontra. Sebuah kewajaran dalam sebuah diskusi. Dan setelah baca-baca beberapa forum blog beserta komen-komen yang menyertainya, kebanyakan isinya kurang lebih adaalah sebagai berikut:

Pihak yang pro (istilah yang tepat apa ya???, gampangnya pihak yang gak ngelarang jeans), kebanyakan mengemukakan pendapat bahwa : 1) gak ada aturan dalam Islam yang melarang pemakaian jeans, 2) boleh jeans, asal ga ketat dan ga memperlihatkan aurat, 3) apa salahnya pakai jeans?, asal pemakaiannya pada waktu dan tempat yang tepat.

Pihak yang kontra (yang ‘agak’ ngelarang pakai jeans, ngelarang atau apa ya???bingung euy nyebutnya…), juga mengemukakan pendapat sbb : 1) menyerupai (tasyabuh) kaum kafir, 2) jeans sekarang cenderung ketat dan memperlihatkan lekuk tubuh, jadi mending dihindari, 3) celana jeans yang ketat ga baik buat kesehatan organ reproduksi baik buat cewek ataupun cowok (seremmm…).

Tapi di sini saya benar-benar gak ingin men-justifikasi mana yang benar dan mana yang salah, karena itu bukanlah kapasitas saya (secara ilmunya masih dangkal bangeeeetttt…). Karena masing-masing kubu tentu mempunyai alasan masing-masing terhadap pilihannya tersebut. Hanya saja topic cukup menarik jika dituliskan, dan saya hanya ingin mengutarakan sedikit pendapat saya (bukan justifikasi loh yahhh!!!).

Pendapat saya :

Tentang jeans : sedikit sejarah bahan jeans, bahan ini digunakan pertama kali oleh penambang yang membutuhkan suatu bahan yang kuat dan tidak mudah sobek untuk pekerjaan yang cukup keras di areal pertambangan. Dengan berjalannya waktu, bahan ini kemudian naik daun dan digunakan juga dalam fashion-fashion masa kini dengan beragam desain dan inovasi. Dipadukan dengan ini itu, dimodel begini begitu, sehingga tak jarang harganya juga selangit.

Gak ada yang salah dengan bahan jeans. Dan gak ada dalil yang melarang pakai jeans. Bahannya cukup tebal, gak transparan, gak mudah melambai-lambai tertiup angin (nah lo???^_^), jadi gak ada salahnya pakai jeans, ASAL : kembali lagi, ga ketat dan ga bolong menampakkan aurat. Saya juga ga setuju dengan model jeans yang skinny dan nempel plek di badan saat dipakai. Yang membuat si pemakai kelihatan semakin kurus (buat yang kurus) atau semakin gak beraturan (bagi yang badannya agak bongsor). Kalau memang teryata di pasaran kebanyakan cuma ada celana jeans yang ketat-ketat, ya jangan beli. Tapi dengan sedikit usaha (bagi yang beneran cin-mat (cinta mati) sama jeans), masih ada kok celana jeans yang gombrong (gombrongnya gak kalah sama celana bahan) di toko-toko baju. Serius!!!. Ayo dehh kalo mau dianterin beli (hehehe…becanda!).

Jeans menyerupai orang kafir???. Nah yang ini saya (maaf) ga setuju. Boleh donk ga setuju???. Karena pendapat saya, orang kafir juga banyak yang pakai celana bahan. Nah…lihat saja para pejabat barat, mereka juga memakai setelan jas dan celana bahan kan saat bekerja. Pengusaha-pengusaha barat juga gitu. Mungkin hal ini harus dilihat kembali dari perspektif yang berbeda. Tapi kembali lagi, perbedaan pendapat itu sah-sah saja, bukan?

Terus yang masalah ikhwan gak ada yang pakai jeans. Hmmm…apa bener GAK ADA ikhwan yang pakai jeans?. Ada tuh teman saya yang kalau anda semua melihat akhlak dan tingkahnya pasti layak memanggilnya ikhwan (tapi kan balik lagi…dalamnya hati siapa yang tau?, kualitas keimanan kita juga hanya ALLAH yang tau). Tapi dia suka pakai jeans. Jadi disebut apakah dia???. Hehehe…kembali lagi mungkin masalah preferensi. Ada ikhwan yang lebih suka pakai celana bahan karena dia memberi penilaian celana bahan lebih enak dan nyaman dipakai, juga bahwa celana bahan lebih sopan dan gak urakan, ada pula yang ga suka celana jeans karena mahal dan nyucinya susyaaaah banget kaya orang latihan kungfu, hehehe. Ada juga ikhwan yang lebih suka celana jeans. Dan dia pun punya alasan, misalnya : lebih cocok dengan pribadinya, lebih awet karena tebal (terutama untuk yang hiperaktif, hehehe), dan karena ga suka celana bahan (orang ga suka mau gimana lagi?, masa mau memaksakan diri). Itulah…sebenarnya menurut saya hanya masalah preferensi. Seperti orang yang suka pete dan ga suka pete. Masa yang ga suka pete mau dipaksain buat makan pete?. Yang penting kan pakailah pakaian sesuai dengan moment-nya. Kalau mau menghadiri undangan resmi di istana Negara (wowww!!!) atau ke acara-acara resmi lainnya, hindari jeans (yang kesannya lebih santai), karena bukankah akan lebih cocok kalau pakai celana bahan dan setelan yang formal. Sebaliknya kalau ke acara-acara yang bisa mentolerir pakai jeans, kenapa harus memaksakan pakai celana bahan kalau memang ga suka?, (Jadinya kok malah membicarakan fashion????^_^).

Jadi my opinion : hubungan ikhwan dan jeans itu baik-baik saja (hehehe). Ga ada yang salah jika seseorang yang (kita) sebut ikhwan suatu hari pakai jeans. Jadi semoga ga ada lagi yang nyeletuk : “Ohh..ternyata dia BUKAN IKHWAN karena kemarin aku liat dia jalan di Bara pakai CELANA JEANS!!!”